Kuliah Umum Pembelajaran Berbasis TIK (PembaTIK) Level 4: Berbagi diselenggarakan oleh Pusdatin, Kemdikbud. Pada kesempatan kali ini Prof. Dr. Ir. R. Eko Indrajit, M.Sc., M.B.A., M.Phil., M.A. selaku narasumber membawakan topik Pemanfaatan Media Video Conference untuk Berbagi. Berikut ringkasan materi yang disampaikan narasumber yang berhasil dirangkum Materi Teladan.
Mengapa harus berbagi?
Internet memberikan manfaat kepada dunia karena penggunanya
saling berbagi. Misalnya kita punya persoalan, kita dapat searching di internet
karena disana sudah ada yang membagikan. Bayangkan kalau tidak ada apapun di
internet, pasti tidak ada yang mengunjungi. Oleh karena itu, nilai internet
akan semakin tinggi ketika kita mau berbagi.
Kekuatan sebuah komunitas terletak pada
kesediaannya untuk saling berbagi ilmu dan pengetahuan. Karena kalau berbagi di
dalam komunitas, ada berapa anggota komunitas dengan ide yang beragam. Jika
mau saling berbagi, maka akan ada banyak ilmu yang bida diperoleh dari
komunitas itu.
Selain itu, cara menabung yang paling mudah adalah dengan membagikan
yang kita miliki. Misalnya, kita mempunyai ilmu, ya kita bagikan ilmu tersebut.
Ini akan menjadi tabungan amal yang kita peroleh jika ilmu itu semakin banyak
dimanfaatkan orang lain. Selain itu, dengan berbagi, maka nama seseorang akan
dikenang sepanjang waktu, hingga ke anak cucu.
Dalam membagikan ilmu, tentunya banyak media yang dapat digunakan. Salah satu yang paling populer pada saat ini adalah dengan menggunakan Video Conference. Mengapa menggunakan video conference? Hal ini karena video conference dapat digunakan secara cepat, mudah, dan murah serta dapat menampung banyak anggota/peserta tanpa membutuhkan ruang/gedung yang besar.
Meskipun banyak kelebihan dalam penggunaan video conference,
tidak menutup kemungkinan bahwa dalam penggunaanya juga ada permasalahan yang
perlu diperhatikan. Pada kesempatan tersebut, Prof. Eko Indrajit memberikan pemaparan mengenai permasalahan dalam video conference yang berhasil diringkas dan sedikit ditambahi Materi Teladan, antara lain:
1. Waktu terbatas
Saat melakukan video conference, waktu kadang menjadi
kendala besar. Waktu terlalu lama akan membuat audiens bosan berlama-lama berhadapan
dihadapan layar/monitor. Sehingga pelaksanaan video conference hanya terbatas
waktunya. Oleh karena itu, diperlukan siasat bagaimana menyampaikan materi yang
sangat banyak dalam waktu terbatas.
2. Sulit membangun engagement efektif.
Karena tidak bertemu dengan audiens secara langsung, maka
dalam video conference sangat sulit untuk membangun engagement/chemistry antar
audiens dan pemateri. Sehingga perlu trik khusus untuk menarik perhatian
audiens.
3. Kinerja device/piranti audiens beragam
Infrastruktur dan piranti seluruh partisipan beragam dengan
kemampuan/kinerja yang berbeda-beda. Ini harus diperhatikan ketika kita menampilkan materi, ukuran tulisannya harus seberapa agar keterbacaannya jelas
di semua piranti. Atau menggunakan aplikasi apa untuk conference agar bisa
mencakup semua partisipan.
4. Mode komunikasi terbatas.
Keterbatasan mode komunikasi dalam video conference membuat pemateri kesulitan untuk memberikan materi yang mempbutuhkan peragaan, misalnya berlari, menendang bola, ataupun peragaan lainnya.
Bagaimana prinsip dan kiat untuk mengatasi permasalahan dalam video conference tersebut?. Menurut Prof. Eko Indrajit, prinsip dan Kiat dalam menggunakan video conference, yaitu:
1. Tujuan berkomunikasi bukan sekedar menyampaikan pesan,
tetapi membuat orang lain melakukan yang diinginkan.
Para guru harus belajar dan berlatih (jam terbang)
menyelenggarakan video conference dengan tujuan agar pendengarnya melakukan
aksi. Misalnya dengan membuat aktivitas dimana di akhir sesi, partisipan memperlihatkan
apa yang dapat mereka lakukan, bukan apa yang mereka ketahui.
2. Video Conference memiliki banyak fitur yang harus
disesuaikan dengan karakteristik pertemuan dan tujuan yang ingin dicapai.
Rencanakan strategi proses video conference dengan baik dan
lakukan setting terhadap parameter teknis yang diperlukan pada aplikasi yang
dipergunakan. Jadilah atau tetapkan Host dengan baik beserta aturan mainnnya.
Selain itu, lakukan gladi resik secara kolektif untuk mengetahui ada tidaknya
hambatan.
3. Interaksi dan umpan balik sangatlah krusial dalam proses
membagi ilmu melalui video conference agar para peserta termotivasi untuk
menyerap konten yang diberikan.
Hindari bicara sendiri satu arah dalam situasi apapun.
Lakukan komunikasi secara natural dan efektif, melalui berbagai fitur yang
tersedia dalam video conference, baik dalam lingkungan interaksi satu arah, dua
arah, maupun multi arah. Bahkan dalam mode sinkronus atau asinkronus, lakukann
proses komunikasi yang dialami seolah-olah sedang berbicara secara fisik.
4. Daya tahan dan jendela waktu efektif dalam beraktivitas via
teleconference tidak banyak (prime time). Semakin lama interaksi, semakin lemah
atensinya.
Jangan terlalu banyak pesan yang ingin disampaikan, atau
ilmu yang akan dibagi. Fokus pada satu atau dua hal, namun bahas secara
mendalam.
5. Berbagi via video conference berada dalam lingkungan digital
yang dapat direkam, sehingga banyak pihak yang dapat menikmatinya kemudian.
Pastikan interaksi berbagi anda direkam secara digital, agar
dikemudian hari dapat di viralkan dengan tujuan sebanyak mungkin pihak
memperoleh manfaat daripadanya.
Jangan menunggu lama untuk berbagi, tapi segera rekam dan
share.
Jangan menanti segalanya sempurna, tapi bagikan apa adanya
dengan cepat.
Jangan hanya menggunakan satu media, tapi manfaatkan sebanyak
mungkin media.
Jangan mensyaratkan banyak partisipan, tapi lakukan walaupun
hanya satu orang.
Jangan tergantung pada banyak pihak, tapi lakukan sesuai
literasi yang dimiliki.
Jangan ragu-ragu untuk mengevaluasi, tapi pelajarilah apa
yang dapat diperbaiki.
#pembatik2020
#rumahbelajar
#merdekabelajar
#pusdatin
Posting Komentar